Makara ; mahluk penjaga gerbang . Biasanya ditemukan dalam pahatan pintu-pintu candi. Dan percayakah Anda bahwa setiap manusia memiliki 'penjaga gerbang'nya sendiri? Jika Anda bertanya soal kalimat itu, Anda harus curiga kemana nurani Anda pergi! Sebab, itulah, sang nurani, penjaga gerbang Anda ; batas antara dua sisi berbeda yang ada dalam setiap manusia - jiwa dan raganya. Itu pula sebabnya, kata 'Bacalah' - kata pertama dalam ayat pertama, surat pertama pada kitab suci saya tidak selalu berarti begitu. Jadi mulailah mencari arti yang sebenarnya. Walau terdengar absurd...

Kamis, 20 Oktober 2011

RADANG DINGIN

Radang dingin – congelatio, terjadi ketika jaringan tubuh membeku. Kondisi ini terjadi ketika bagian tubuh terkena suhu di bawah titik beku kulit. Hipotermia adalah kondisi penurunan suhu tubuh. Radang dingin dan hipotermia adalah dua gejala terkait dengan suhu dingin.

Radang dingin telah lama diketahui. Sebuah mumi berumur 5000 tahun pra-Columbus yang ditemukan di pegunungan Chili memberi bukti terdokumentasi dari pengetahuan awal soal radang dingin. Dokter bedah umum Napoleon, Baron Dominique Larrey, memberikan gambaran pertama dari mekanisme radang dingin pada tahun 1812 selama proses mundur tentara Napoleon dari Moskow. Larrey juga mencatat efek berbahaya dari siklus beku-mencair yang dialami oleh tentara yang menghangatkan tangan dan kaki dingin mereka di atas api unggun pada malam hari hanya untuk membeku kembali pada bagian yang sama pagi berikutnya.

Meskipun radang dingin kerap identik sebagai masalah militer, kini radang dingin menjadi masalah warga sipil juga. Hidung, pipi, telinga, jari tangan dan jari kaki – ekstremitas : bagian-bagian tubuh yang terjauh dari jantung – adalah anggota tubuh yang paling sering terkena. Setiap orang rentan terkena gejala ini bahkan orang yang telah tinggal di iklim dingin untuk sebagian besar hidup mereka. Beberapa kelompok orang yang paling berisiko terhadap radang dingin dan hipotermia termasuk :
• Individu yang menghabiskan banyak waktu di luar rumah seperti seperti tunawisma, pendaki gunung, pemburu dan lainnya.
• Individu yang berada di bawah pengaruh alkohol,
• Individu lanjut usia tanpa pakaian, makanan, tempat tinggal dan pemanas yang memadai
• Individu yang mengalani lelah berlebihan atau dehidrasi berat
• Individu yang mengalami gangguan secara mental.


PENYEBAB RADANG DINGIN
Prinsipnya, tubuh Anda bekerja untuk tetap hidup. Lalu tubuh bekerja untuk tetap berfungsi.

• Dalam kondisi kontak yang terlalu lama dengan dingin, tubuh mengirim sinyal ke pembuluh darah di lengan dan kaki, memberitahu untuk menyempitkan pembuluh darah. Dengan memperlambat aliran darah ke kulit, tubuh Anda dapat mengirim lebih banyak darah ke organ vital, memasok organ vital dengan nutrisi penting, sekaligus mencegah penurunan suhu tubuh internal lebih lanjut dengan cara mengurangi darah terkena dingin dari luar.

• Karena proses ini terus berlanjut dan ekstremitas menjadi lebih dingin, kondisi yang disebut respon-pemburu (Hunter’s Response atau Axon Reflex) dimulai ; pembuluh darah melebar untuk periode tertentu dan kemudian menyusut lagi. Periode-periode dilatasi ini adalah proses perputaran waktu penyempitan pembuluh darah untuk menjaga fungsi-fungsi tubuh pada bagian ektremitas tadi. Namun, ketika otak merasa bahwa tubuh berada dalam bahaya hipotermia - suhu tubuh turun jauh di bawah 98.6 F, pembuluh darah menyempit secara permanen untuk mencegah darah yang dingin kembali ke organ internal. Ketika ini terjadi, radang dingin telah dimulai.

• Radang dingin disebabkan oleh dua cara yang berbeda: kematian sel pada saat paparan dan kerusakan sel lebih lanjut serta kematian sel karena kekurangan oksigen.
o Pertama-tama, kristal es terbentuk di ruang luar sel. Air menghilang dari sel dan dehidrasi memperburuk kerusakan sel.
o Kedua, lapisan pembuluh darah yang rusak menjadi penyebab utama. Ketika darah kembali ke ekstremitas setelah dihangatkan oleh organ vital, darah menemukan pembuluh darah sendiri terluka juga oleh cuaca dingin. Lubang muncul di dinding pembuluh darah dan kebocoran keluar terjadi ke jaringan. Darah terhambat, terjadi aliran turbulen kecil membentuk darah beku dalam pembuluh terkecil dari ekstremitas. Karena ini masalah aliran darah, terjadi interaksi yang kompleks dan peradangan, yang menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut. Cedera ini merupakan penentu utama dari jumlah kerusakan jaringan yang terjadi pada akhirnya.
o Pembekuan ke dalam sel sendiri sangat jarang terjadi. Fenomena ini hanya terlihat pada luka beku sangat cepat seperti yang dihasilkan oleh logam-logam cair seperti nitrogen cair.



GEJALA RADANG DINGIN
Berbagai sistem klasifikasi telah diajukan untuk membedakan gejala radang dingin. Yang paling mudah untuk memahami, dan mungkin salah satu yang memberikan petunjuk terbaik untuk hasilnya yaitu klasifikasi yang membagi radang dingin menjadi dua jenis : superfisialis - dangkal dan profunda - dalam.

• Pada radang dingin yang dangkal, penderita mungkin mengalami rasa terbakar, mati rasa, kesemutan, gatal atau sensasi dingin di daerah yang terkena. Daerah tampak putih dan beku, tetapi jika ditekan daerah itu masih menunjukan resistansi – kenyal dan hidup.

• Pada radang dingin dalam, ada penurunan awal dalam sensasi-rasa yang akhirnya benar-benar hilang. Pembengkakan dan lepuh yang mengandung darah terlihat pada kulit yang memutih atau berubah kekuningan, terasa seperti lapisan lilin dan berubah menjadi biru keunguan. Daerah yang terkena kehilangan elastisitas, menghitam dan terasa mati.

• Penderita akan mengalami nyeri yang signifikan sebagai akibat proses pembangunan dan perbaikan aliran darah kembali. Rasa sakit terus menerus berubah menjadi sensasi berdenyut dalam 2 sampai 3 hari. Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu atau bulan sampai akhirnya pemisahan jaringan selesai.

• Bagian tubuh yang terkena radang dingin bisa menipu karena tampak sehat. Kebanyakan penderita tidak dating ke rumah sakit dengan tisu atau jaringan yang telah beku dan mati. Hanya waktu yang bisa mengungkapkan jumlah akhir kerusakan jaringan.

Kondisi yang berhubungan dengan radang dingin ringan : frostnip, kaligata dan kejang kaki.

• Frostnip mengacu pada perkembangan parestesia - sensasi kesemutan, yang terjadi akibat paparan dingin. Mereka menghilang pada re-warming - proses penghangatan kembali jaringan oleh darah, tanpa merusak jaringan.

• Chilblain atau pernio – kaligata, mengacu pada peradangan jaringan lokal yang muncul sebagai pembengkakan berwarna kemerahan atau ungu. Ini terjadi karena paparan lembab atau basah yang berulang pada kondisi dingin di atas titik beku. Kaligata mungkin gatal atau menyakitkan.

• Kejang kaki – terutama banyak terjadi saat Perang Dunia I sebagai akibat dari paparan berulang dari kelembaban dan dingin dan diperburuk oleh sepatu yang ketat. Kaki yang terkena berubah kemerahan, terjadi pembengkakan disertai nyeri atau mati rasa dan mungkin ditutupi lecet atau lepuh berdarah.


FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang memperbesar resiko radang dingin

• Suhu dingin ekstrim, ini adalah faktor yang paling menentukan. Radang dingin umumnya terjadi di daerah dengan suhu rendah yang konstan seperti kawasan utara dan selatan atau daerah ketinggian.

• Kurangnya perlindungan tubuh yang menyebabkan penurunan suhu tubuh dengan cepat akibat buruknya sirkulasi darah. Faktor angin juga amat berpengaruh dalam soal ini.

• Penyakit khusus seperti diabetes.


PENCEGAHAN dan PENANGANAN
Upaya pencegahan sebenarnya tidak terlalu sulit. Semua bagian tubuh, terutama pembuluh darah yang dekat dengan jaringan kulit – seperti jaringan darah di leher dan nadi, harus terlindungi dengan baik. Bagian ekstremitas harus terlindungi dengan baik, misalnya pilih mitten dibanding sarung tangan biasa. Asupan makanan untuk menjamin produksi panas tubuh juga menentukan.

Penanganan radang dingin bisa dilakukan dengan dua cara
• Passive rewarming, dilakukan dengan bantuan panas tubuh atau suhu ruang yang lebih hangat dengan cara melindungi bagian yang terkena radang dingin atau bergerak ke daerah yang bersuhu lebih tinggi.
• Active rewarming, dilakukan dengan bantuan alat yang membantu proses penanganan secara langsung. Biasanya di lakukan di fasilitas kesehatan. Cara yang paling umum adalah dengan merendam bagian yang terkena radang dingin dalam air bersuhu 40-42°C (104-108F).

Amputasi pada radang dingin biasanya hanya dilakukan ketika bagian tubuh yang mati telah terinfeksi gangrene yang menyebabkan pembusukan.

5 komentar:

  1. thx berat untuk infonya.. nanti sy sharing ke temen2 yg lain...

    BalasHapus
  2. Suhu awal harus sama dengan tubuh, lalu boleh di naik kan secara perlahan, jika suhu awal penangan lebih tinggi dari suhu tubuh, maka akan memperparah kerusakan SeL.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masalahnya adalah bagaimana mengetahui sushu tubuh saat itu?

      Hapus
  3. Suhu awal harus sama dengan tubuh, lalu boleh di naik kan secara perlahan, jika suhu awal penangan lebih tinggi dari suhu tubuh, maka akan memperparah kerusakan SeL.

    BalasHapus