Makara ; mahluk penjaga gerbang . Biasanya ditemukan dalam pahatan pintu-pintu candi. Dan percayakah Anda bahwa setiap manusia memiliki 'penjaga gerbang'nya sendiri? Jika Anda bertanya soal kalimat itu, Anda harus curiga kemana nurani Anda pergi! Sebab, itulah, sang nurani, penjaga gerbang Anda ; batas antara dua sisi berbeda yang ada dalam setiap manusia - jiwa dan raganya. Itu pula sebabnya, kata 'Bacalah' - kata pertama dalam ayat pertama, surat pertama pada kitab suci saya tidak selalu berarti begitu. Jadi mulailah mencari arti yang sebenarnya. Walau terdengar absurd...

Rabu, 18 Januari 2012

API DARI AIR DAN ES? BECANDA…


Kening keponakan saya langsung berkerut ketika saya mengucapkan kalimat ini ; “Api bisa lho dibuat dari air!” Ada kaca disamping tempat duduk Anda? Coba lihat, apakah kening Anda juga berkerut?

Sulap? Bukan! Sihir? Amit-amit! Ini murni pengetahuan berbasis logika!

Api itu proses oksidasi cepat terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi yang menghasilkan cahaya, panas dan berbagai hasil reaksi kimia lainnya. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya  - dengan panjang gelombang di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia - dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.

Penemuan cara menyalakan api, mungkin merupakan salah satu penemuan terbesar dalam sejarah manusia. Pengetahuan menyalakan api membuat api menjadi salah satu alat terpenting yang mendorong tumbuh dan berkembangnya peradaban manusia. Kalau tidak percaya, cobalah hidup seminggu tanpa api. Para arkeolog dan pasukan anti huru-hara pasti akan mengepung rumah Anda – mengira Anda Phitecantrophus Erectus yang masih tersisa!

Menyalakan api itu mudah jika Anda dibantu teknologi. Alat pembuat api bisa ditemui dimana-mana. Tidak usahlah saya sebutkan. Yang jelas, alat pembuat api modern bekerja dengan beberapa prinsip ; gesekan dua bahan kimia (korek api kayu dan gas) atau  gesekan dua kutub berbeda yang mengandung tenaga listrik (korek api elektrik). Jangankan Anda, anak balita seperti keponakan saya pun, bisa menggunakannya.

Nah, bagaimana jika alat pembuat api modern tidak tersedia? Mari kita membuat pertanyaan ini lebih dramatis ; bagaimana jika alat pembuat api modern tidak tersedia sementara Anda sedang berada di ketinggian ribuan meter di sebuah gunung terpencil, sendirian, kedinginan didera angin sementara di ransel Anda tersedia berbungkus-bungkus sop instant, kopi dan rokok? Kurang dramatis? Oke ; bagaimana jika alat pembuat api modern tidak tersedia saat Anda sedang berada di tengah-tengah Kutub Utara, berpacu dengan waktu membangun igloo sementara  seekor beruang kutub memperhatikan 100 meter dari tempat Anda sambil berpikir ; “Gue makan nggak ya nih orang?”

Survival adalah permainan mental!

Kalau bicara soal mental, bicaralah soal peralatan paling canggih dan mumpuni yang sebenarnya sudah Anda miliki sejak Anda belajar mengeja huruf dan angka ; kreatifitas! Dengan kreatifitas inilah, api bisa dibuat dari air dan es!

Bagaimana caranya? Baiklah! Berhentilah melongo dengan mulut terbuka dan perbaiki sikap duduk Anda. Malu dong sama komputer!

Salah satu metode menyalakan api adalah dengan memanfaatkan titik fokus cahaya. Caranya dengan menggunakan lensa kaca atau bahan lain ; Anda pasti pernah melakukannya dengan sebuah kaca pembesar atau suryakanta. Bisa juga dengan memantulkan cahaya menggunakan bahan yang memang memantulkan cahaya atau reflektor. Metode ini kita bahas di tulisan tersendiri. Nah, di sinilah kreatifnya. Suryakanta bisa dibuat dari bahan air atau es!

Jadi, api bisa dibuat dari air atau es dengan metode titik fokus cahaya!

Untuk membuat api dari air, yang Anda butuhkan hanyalah selembar plastik bersih dan air secukupnya. Masukkan air ke dalam plastik. Buat air dalam plastik itu mengelembung seperti bola. Itulah suryakanta Anda. Arahkan sinar matahari agar terfokus di satu titik. Jika Anda menggunakan es, Anda harus membentuk es itu menjadi lensa cembung.


                                       Suryakanta dari air 

Mudah? Sama sekali tidak!

Suryakanta dari air menuntut bentuk bulat yang sempurna. Jika tidak, cahaya akan terbias kemana-mana dan sulit bagi Anda untuk mendapat titik fokus cahaya. Plastik yang digunakan harus setipis mungkin tapi cukup kuat untuk menahan tekanan air. Selain itu, airnya harus benar-benar bersih. Partikel-partikel dalam air bisa saja mengganggu usaha Anda membuat titik fokus cahaya. Anda bisa menggunakan material tipis lebar berbentuk lingkaran untuk memudahkan Anda membulatkan plastik berisi air tadi. Kesulitan yang hampir sama juga terjadi jika Anda menggunakan es. Hampir tidak ada es yang benar-benar bersih. Jika tidak kotor, biasanya terdapat gelembung udara yang bisa membiaskan cahaya.

Jadi, sebenarnya bisa tidak? Bisa! Bukti ilmiah menunjukkan bahwa banyak kebakaran alamiah terjadi karena metode ini ; api muncul dari titik fokus cahaya yang diciptakan setitik embun atau dari pantulan es alami. Saya sendiri mencobanya. Dan berhasil. Meski membutuhkan waktu 2 minggu percobaan, puluhan lembar plastik dan berbaskom-baskom es yang saya buat di freezer kulkas ibu saya (yang sempat berpikir saya hendak ganti profesi menjadi pedagang es balok!)

Oke! Berhenti tersenyum-senyum! Keluar dan cobalah! Percayalah, di depan komputer senyum Anda tidak menumbuhkan api asmara siapapun! Anda harus memfokuskannya pada seseorang di luar sana! :p


8 komentar:

  1. survival adalah permainan mental! :)

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas infonya.. Semoga berguna disaat yg tidak kita inginkan..

    BalasHapus
  3. haha, kaya lagu naif "air dan api", nice infonya sob, tapi trik ini emang susah banget, hehe ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... penggemar Naif rupanya! Sebenarnya lebih mirip ngupas duren bro. Sekali ketemu uratnya, bablas durinya... Yang gue maksud duren asli! :D

      Hapus
    2. oh, duren asli ya, wkwkwk ... hampir aja :D

      mampir mampir sob ke blog ane, ^_^

      Hapus