Makara ; mahluk penjaga gerbang . Biasanya ditemukan dalam pahatan pintu-pintu candi. Dan percayakah Anda bahwa setiap manusia memiliki 'penjaga gerbang'nya sendiri? Jika Anda bertanya soal kalimat itu, Anda harus curiga kemana nurani Anda pergi! Sebab, itulah, sang nurani, penjaga gerbang Anda ; batas antara dua sisi berbeda yang ada dalam setiap manusia - jiwa dan raganya. Itu pula sebabnya, kata 'Bacalah' - kata pertama dalam ayat pertama, surat pertama pada kitab suci saya tidak selalu berarti begitu. Jadi mulailah mencari arti yang sebenarnya. Walau terdengar absurd...

Selasa, 15 Januari 2013

AYO, JADI ORANG TUA TANGGAP BENCANA!


Ayah, ibu... tidak bermaksud menakut-nakuti lho… tapi suka atau tidak, Anda hidup di negara paling rawan bencana di dunia! Kesadaran untuk menjadi individu tanggap bencana menjadi sangat penting. Apalagi kalau Anda memiliki anak-anak yang masih bayi atau balita. Sebab, data menunjukkan, anak-anak adalah individu paling rentan terhadap bencana.

Menumbuhkan kesadaran tanggap bencana memang sebuah kerja keras dan sering kali terlihat percuma. Namun jangan patah arang. Jangan menunggu program pemerintah. Jangan mengandalkan naluri dan kebiasaan. Berinisiatiflah! Karena hanya inisiatif untuk mempersiapkan diri yang mungkin bisa menyelamatkan Anda dan keluarga Anda.

Apa  Itu Bencana?
Secara umum, bencana bisa diartikan sebagai sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologisTeorinya, ada dua jenis bencana ; bencana alam – natural disaster dan bencana artifisial atau bencana yang datang dari obyek buatan manusia – man made hazard. Bencana alam meliputi gempa, letusan gunung berapi, banjir, tsunami, angin topan, tanah longsor dan sebagainya. Sedangkan bencana artifisial misalnya kebocoran reaktor nuklir, kelaparan, kebakaran, kegagalan usaha penambangan dan sebagainya. Lalu ada juga bencana yang disebabkan benda luar angkasa seperti meteor. Namun ini jarang terjadi.

Banyak ahli bencana sepakat bahwa apapun bentuknya, tidak ada bencana tunggal. Sebuah bencana biasanya diikuti oleh bencana lain. Gempa diikuti tsunami, letusan gunung berapi diikuti kebakaran hutan dan seterusnya. Jika sebuah bencana memakan banyak korban yang jenasahnya tidak bisa ditangani dengan baik, bisa saja muncul bencana wabah penyakit. Dalam beberapa buku panduan mengenai bencana alam disebutkan ada 2 faktor yang membuat sebuah bencana memakan banyak korban. Yang pertama waktu. Ini faktor yang masih tidak bisa diprediksi. Bencana yang terjadi pada saat malam hari, biasanya meminta korban lebih besar. Lalu faktor tempat. Yang ini masih bisa dikira-kira, meski tidak akurat.

Faktor lain yang membuat bencana memakan banyak korban adalah pengetahuan dan keterampilan menghadapi bencana. Faktor ini sebenarnya bisa menjadi penyeimbang 2 faktor lainnya tadi. Jika sebuah masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana paham dan tanggap serta terlatih menghadapi bencana, mereka cenderung mampu bertindak dengan cepat dan efektif untuk menyelamatkan diri karena telah mempersiapkan diri.

Paling Rawan
Di Indonesia, bencana alam hampir menjadi keniscayaan. Bagaimana tidak! Letak geografis dan kondisi geologis Indonesia membuat negara kita merupakan daerah yang paling rawan bencana alam (lihat Boks ; Rawan Bencana No. 1 Di Dunia)

Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dulu, kondisi ini sangat nyaman. Indonesia berada pada posisi yang sangat strategis. Berada di antara dua benua Asia dan Australia merupakan potensi ekonomi yang sangat luar biasa. Demikian pula berada diantara dua samudera Hindia dan Pasifik yang juga menjadi pertemuan antara arus panas dan arus dingin membuat laut Indonesia kaya akan biodiversity. Sekarang, ketika cuaca dan iklim berubah drastis akibat ulah manusia, Indonesia menjadi kawasan yang juga terkena dampaknya. Contoh, dulu hampir tidak ada catatan mengenai bencana angin topan. Kini, topan kerap melanda daerah-daerah di Indonesia meski tidak sehebat seperti kawasan lain. Perubahan cuaca juga membuat dampaknya makin sulit diprediksi. Musim hujan yang tidak tentu menghantui daerah-daerah rawan banjir dengan bencana yang bisa datang kapan saja. Belum lagi bencana macam tanah longsor dan air bah.

Namun, kondisi geologis merupakan faktor paling menentukan. Indonesia merupakan tempat dimana tiga lempeng utama dunia bertemu ;. Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Indo Australia yang menyebabkan Indonesia rawan akan bencana gempa. Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan lempeng yang berada di laut jika terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman dangkal maka berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.

Pada daerah-daerah yang secara langsung menjadi titik pertemuan ketiga lempeng tersebut, seperti Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Selatan dan beberapa daerah lain, gempa dalam skala kecil seolah-olah menjadi santapan sehari-hari. Dan bukan kebetulan pula, selain pertemuan ketiga lempeng tersebut, dalam peta vulkanologis dunia, Indonesia juga berada pada jalur Cincin Api Pasifik ; gugusan gunung berapi di kawasan Pasifik yang mengakibatkan jalur yang dilalui rawan letusan gunung api dan gempa vulkanik.

Mengubah Paradigma
Oke, lantas apa yang mesti kita lakukan?

Yang pertama dan terpenting adalah mengubah paradigma ; meyakini bahwa Anda, keluarga Anda dan teman-teman Anda, bisa menjadi korban bencana. Ini akan menumbuhkan kewaspadaan! Jangan sepenuhnya merasa aman. Masalahnya ; semua orang enggan mengakui kemungkinan ini karena tidak mau memikirkannya! Di masyarakat relijius dan berbudaya timur, ada semacam anggapan, memikirkan musibah sama saja berharap itu terjadi! Pertanyaannya, benarkah itu?

Jika yakin jawabannya tidak dan Anda sudah cukup sadar dan waspada, yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan diri. Kunci utama dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana adalah Manajemen Bencana, Disaster Management. Ini manajemen yang menjadi pegangan bagi badan-badan penanggulangan bencana seperti BNPB – Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan BASARNAS – Badan SAR Nasional di Indonesia dan di hampir semua negara.Secara umum manejemen ini bekerja berdasarkan data-data potensi bahaya. Lalu dirancang prosedur jika bencana benar-benar terjadi. Terakhir, disusun pula bagaimana harus bertahan hidup setelah bencana terjadi, prosedur penyelamatan juga proses pemulihan. Dalam skala massal, menejemen ini rumit dan melibatkan banyak pihak dengan beragam faktor dan pertimbangan. Tapi, tahukah Anda bahwa manajemen ini sebenarnya bisa diterapkan pada Anda dan keluarga Anda?

Yang pertama, kumpulkan data-data mengenai potensi bahaya di sekitar Anda dan keluarga ; kota, lingkungan, rumah dan kantor. Jika kota Anda rawan gempa atau tsunami, maka titik-titik seperti pantai, jembatan, gedung-gedung, bahkan jalan layang adalah potensi bahaya. Kalau Anda harus melewati jalan layang menuju ke kantor, mungkin setelah gempa terjadi, jalan itu tidak lagi aman digunakan atau bahkan runtuh. Anda harus memiliki rute lain.

Selain memiliki data potensi bahaya, Anda juga harus tahu data-data sarana-sarana pelayanan umum  penting yang Anda butuhkan, misalnya rumah sakit, pemadam kebakaran dan kantor SAR juga pasar. Di mana sarana-sarana ini berada dan bagaimana Anda mencapai atau menghubunginya dari rumah, kantor atau sekolah setelah bencana, harus Anda rencanakan pula.        

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan peta kota Anda. Kalau memungkinkan, pilih peta terbaru dengan informasi terlengkap. Lalu, ke dalam peta itu, proyeksikan data-data potensi bahaya dan data-data sarana yang telah Anda kumpulkan. Di tahap ini, Anda akan mendapat gambaran lebih jelas mengenai tingkat kerentanan Anda dan keluarga Anda terhadap bencana.

Lalu buatlah skenario bencana ; apa yang harus dilakukan jika gempa, misalnya, terjadi saat Anda berada di kantor di lantai 24 dan anak Anda berada di sekolahnya, 10 kilometer dari kantor Anda. Apa yang harus dilakukan saat bencana berlangsung. Dimana harus berkumpul setelah bencana terjadi. Ingat, skenario ini harus dirancang dengan pemahaman bahwa setelah bencana, mungkin semua fasilitas yang biasa kita gunakan sehari-hari, tidak bekerja ; listik padam, telepon tidak berfungsi dan seterusnya. Anda harus merancang semuanya dengan asumsi bahwa tidak ada yang bisa membantu Anda dan keluarga kecuali diri Anda sendiri.
           
Idealnya, setelah menyusun skenario bencana untuk keluarga, Anda juga melibatkan lingkungan sekitar rumah, kantor dan sekolah. Rancanglah skenario bencana untuk tiap-tiap lingkungan itu. Lalu berlatihlah menghadapi bencana ; apa yang mesti dilakukan saat gempa, tsunami, banjir dan seterusnya. Latih semua anggota keluarga, terutama anak-anak Anda untuk menyelamatkan diri mereka dengan efektif. Latih juga pembantu rumah tangga atau babysitter Anda. Sekarang banyak lho, organisasi professional dan nirlaba yang menyediakan jasa pelatihan seperti ini. Ada kelompok Disaster Mitigation and Readiness, Yayasan Survival Indonesia dan Situgunung Firecamp Survival School (cieee...). Umumnya mereka memiliki latar belakang pencinta alam dan aktivis SAR.

Nah, ayah, ibu... tunggu apa lagi? Ayo, jadi orang tua tanggap bencana! Jika Anda enggan melakukannya untuk diri Anda sendiri, lakukanlah untuk anak-anak Anda dan semua orang yang Anda sayangi! 

BOKS : RAWAN BENCANA NO 1 DI DUNIA
Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia menurut United Nations International Stategy for Disaster Reduction – UNISDR ; Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana. Berbagai bencana alam mulai gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran hutan rawan terjadi di Indonesia. Untuk beberapa jenis bencana alam, Indonesia menduduki peringkat pertama dalam paparan terhadap jumlah manusia yang menjadi korban.

Dari berbagai jenis bencana alam, UNISDR merangking jumlah korban pada 6 jenis bencana alam yang meliputi tsunami, tanah longsor,banjir, gempa bumi, angin topan, dan kekeringan. Dari keenam jenis bencana alam tersebut, Indonesia menduduki peringkat pertama pada dua bencana alam yakni tsunami dan tanah longsor, peringkat ketiga pada gempa bumi dan peringkat keenam pada banjir. Hanya di dua bencana alam yakni kekeringan dan angin topan, Indonesia absen.

  • Tsunami - dari 265 negara Indonesia peringkat pertama dengan 5.5 juta orang korban. Mengalahkan Jepang 4.5 juta korban, Bangladesh 1.6 juta korban, India 1.2 juta korban dan Filipina 900 ribu korban.
  • Tanah Longsor - dari 162 negara Indonesia peringkat pertama dengan 200 ribu korban, mengungguli India 180 ribu korban, China 122 ribu korban, Filipina 111 ribu korban dan Ethiopia 65 ribu korban.
  • Gempa Bumi - dari 153 negara Indonesia peringkat ketiga dengan 12 juta korban  setelah Jepang 13,5 juta korban dan Filipina 12,2 juta korban. Dua peringkat di bawah Indonesia adalah China 8.2 juta korban dan Taiwan 6,7 juta korban.
  • Banjir - dari 162 negara Indonesia berada diurutan ke-6 dengan 1,2 juta korban. Peringkat sebelumnya Bangladesh 19,3 juta korban, India 15,9 juta korban, China 3,9 juta korban, Vietnam 3,5 juta korban dan Kamboja 1,8 juta korban.
  • Angin Topan - peringkat pertama Jepang dengan 22,6 juta korban disusul oleh Filipina, China, India, dan Taiwan.
  • Kekeringan - peringkat pertama China dengan 71,3 juta korban disusul India, Amerika Serikat, Pakistan, dan Ethiopia.

BOKS : DAMPAK BENCANA PADA PSIKOLOGIS ANAK
Anak-anak adalah anggota keluarga paling rentan terhadap bencana dan dampak bencana. Bencana mengakibatkan kehilangan jiwa, harta benda dan menurunnya kondisi ekonomi. Bagi anak-anak, peristiwa yang terjadi dengan cepat dan menimbulkan perubahan yang besar, bisa mengakibatkan trauma. Setelah itu, munculah Post Traumatic Stress Disorder, PTSD – gejala stress paska trauma. Gejala ini bisa membayangi kehidupan penderitanya hingga puluhan tahun bahkan seumur hidup. Biasanya, penderita PTSD akan sangat terpukul, marah, kecewa, cemas, gelisah, takut dan waspada secara berlebihan. Mereka cenderung menarik diri karena kehilangan kepercayaan dan merasa tidak berdaya. Kondisi kejiwaan mereka umumnya rentan terhadap gangguan.

Itu sebabnya, anak-anak korban bencana harus ditangani secara komprehensif. Komisi Perlindungan Anak menyatakan bahwa penanganan anak-anak korban bencana tidak boleh bersifat sementara atau hanya berupa hiburan sesaat. Pusat Kajian Perlindungan Anak, mengungkapkan bahwa seringkali penyembuhan trauma dan kesehatan anak kurang mendapat perhatian. Apalagi dalam kondisi darurat, anak-anak kerap menjadi korban eksploitasi ekonomi, kehilangan tempat aman dan keterasingan.

Sayangnya, Indonesia belum memilki sistem penanganan bencana yang komprehensif dimana penanganan anak-anak menjadi bagian dari sistem itu. Jadi, kita saat ini harus mengedepankan upaya pribadi, keluarga dan kelompok sosial, institusi formal dan non-formal - sekolah, panti asuhan, pesantren dan sebagainya - serta lingkungan untuk menangani masalah tersebut. Inilah pentingnya sosialisasi tanggap bencana.

Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi gangguan psikologis pada anak-anak paska bencana adalah dengan memberi mereka tempat dan perasaan yang aman, perlindungan dan perhatian. Secara naluriah, anak-anak membutuhkan perlindungan dan perlindunganlah yang harus Anda berikan. Lalu tumbuhkan semangat dan keberanian mereka. Jangan terus menerus mengalihkan perhatian. Membimbing mereka menerima fakta dan kondisi justru lebih sehat bagi perkembangan jiwa mereka. Bagi anak-anak yang telah mendapat pendidikan bencana, upaya penyembuhan biasanya lebih mudah dilakukan karena mereka telah memiliki informasi dan pengetahuan mengenai bencana dan dampaknya.

Namun sebelumnya, sebagai orang tua, Anda harus tanggap bencana terlebih dulu. Sebab, bagaimana Anda bisa melindungi anak-anak Anda dari trauma paska bencana jika Anda pun tidak siap menghadapinya?

BOKS : URBAN SURVIVAL KITS
Sekitar pertengahan 1980-an, PBB mensponsori pembentukan INTERSAR – International Search And Rescue. Namun karena dianggap tidak efektif, badan semiformal ini dibubarkan dan diganti INSARAG - International Search and Rescue Advisory Group. INTERSAR sempat menerbitkan beberapa buku panduan praktis untuk masyarakat. Salah satunya adalah panduan untuk membuat Urban Survival Kits.

Survival Kits adalah bagian dari metode atau sistem untuk bertahan hidup. Metode ini diejawantahakan dalam bentuk penyiapan alat-alat yang bisa membantu untuk bertahan hidup setelah bencana terjadi. Para penyuka kegiatan alam bebas seperti pendaki gunung, penjelajah gua dan lainnya, sangat familiar pada metode ini. Mereka biasanya membawa kotak kecil berisi peralatan esensial yang bisa membantu mereka untuk bertahan hidup dalam kondisi darurat. Nah, Urban Survival Kits, adalah metode yang dirancang untuk membantu korban bencana yang tinggal di daerah perkotaan agar mereka bisa bertahan hidup setelah bencana.

Urban Survival Kits sangat penting artinya ketika korban berhadapan dengan situasi dimana semua penunjang kehidupan lumpuh. Bayangkan ini ; listrik padam, aliran air mati, sinyal selular hilang, pasar dan sarana transportasi tidak berfungsi. Begitu juga rumah sakit dan siaran TV. Semua lumpuh total. Anda harus bisa bertahan hidup dengan apapun yang Anda miliki. Bagaimana jika Anda memiliki anak-anak? Bagaimana mereka bisa bertahan?

Sebenarnya, Urban Survival Kits adalah sekumpulan peralatan yang mungkin sangat Anda butuhkan dalam kondisi darurat. Dari fungsinya, alat-alat ini terbagi menjadi alat pertolongan pertama (P3K), makanan dan air, alat penerangan, alat komunikasi dan alat-alat esensial lain. Semua peralatan itu dimasukan dalam wadah khusus yang tahan air dan cukup kuat. Biasanya Urban Survival Kits disimpan di tempat yang bisa diakses oleh semua anggota keluarga. Saat bencana, keluarga yang tanggap bencana biasanya menyelamatkan diri dengan membawa Urban Survival Kits mereka.

Tidak ada patokan berapa banyak alat-alat yang bisa Anda masukan dalam kotak Urban Survival Kits Anda. Sebab Urban Survival Kits bersifat pribadi. Anda bisa saja membeli Urban Survival Kits yang kini banyak tersedia di pasaran. Namun, tentu saja Urban Survival Kits ini tidak selalu sesuai kebutuhan. Atau Anda bisa membuatnya sendiri. Jika Anda ingin membuat Urban Survival Kits untuk keluarga, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.  Yang pertama, jumlah anggota keluarga. Lalu, jumlah item Urban Survival Kits disusun berdasarkan skala kegunaan, hanya berisi alat-alat paling penting. Jadi, jangan memaksa untuk memasukan laptop Anda ke dalam daftar, misalnya. Kedua, jumlah per-item Urban Survival Kits disusun berdasarkan skala kebutuhan – bukan kebiasaan. Kebutuhan manusia akan minum sehari adalah 8 gelas air. Ini menjadi patokan, walaupun sehari-hari Anda biasa minum hanya 4-5 gelas saja. Jelasnya, skala prioritas itu seperti dibawah ini :

  • Makanan dan Air Air merupakan kebutuhan paling penting. Tanpa air, tubuh Anda bahkan tidak bisa melakukan metabolisme. Prioritaskan air untuk minum. Jika Anda memiliki bayi atau balita, pertimbangan jenis makanan yang bisa mereka konsumsi. Makanan harus tahan lama dan praktis. Pertimbangkan ragam makanan untuk menghindari kebosanan. Anda harus memutuskan jenis dan jumlah makanan dan air dalam takaran yang seimbang.
  • Peralatan P3KMasukan obat-obatan umum dan pribadi masing-masing anggota keluarga. Jangan lupa masukan pula alat-alat seperi gunting kecil dan alat bantu CPR. Buku panduan P3K praktis juga harus dimasukan. Tablet penjernih air layak pula Anda masukan dalam daftar ini.
  • Alat PerlindunganJika keluarga Anda kehilangan tempat tinggal, tenda darurat menjadi pilihan untuk berlindung. Di pasaran banyak tersedia tenda ringkas dan praktis – tube tent, namun tahan cuaca. Masukan pula jas hujan, poncho atau lembar plastik besar. Jangan lupa masker dan sarung tangan plastik.
  • Alat MasakMemasak tetap menjadi aktifiitas penting. Ini berhubungan dengan sanitasi dan kesehatan. Jadi, siapakan alat masak praktis berikut kompor portabel praktis – kompor untuk kemping adalah pilihan yang paling baik - berbahan bakar gas atau parafin. Masukan pula kantung plastik dan aluminium foil untuk menyimpan makanan. Jangan lupa botol air atau termos praktis.
  • Alat PeneranganSaat bencana terjadi, biasanya aliran listrik padam atau dipadamkan untuk mengurangi bahaya. Nah, alat penerangan seperti senter atau lilin tahan lama – survival candle, menjadi krusial. Di pasaran, kini tersedia senter yang baterenya bisa di-charge dengan solar-panel. Anda hanya butuh sinar matahari. Jika mau, masukan lampu listrik yang baterenya juga bisa di-charge.
  • Alat SanitasiMasukan sabun mandi, pasta dan sikat gigi dan handuk praktis ke dalam daftar. Juga sebungkus cotton-bud dan wet-tissue.
  • Alat Bantu lainnya Misalnya tali, jika rumah Anda berlantai dua atau Anda tinggal di apartemen. Tali juga berguna untuk beragam kebutuhan. Siapkan beberapa ukuran. Juga linggis, untuk membantu Anda membersihkan reruntuhan di sekitar rumah. Duct-tape (lakban), bisa memjadi alat bantu yang banyak fungsinya. Begitu juga pisau lipat serbaguna. Lalu tissue kering dan basah dan lap penyerap air. Jangan lupa masukan satu atau dua alat-alat permainan untuk anak-anak. Ini bisa membantu untuk sementara mengalihkan perhatian mereka terhadap situasi pasca bencana yang pasti tidak menyenangkan.
  • Fotokopi Surat-surat BerhargaIni seringkali dilupakan. Padahal bencana bisa saja menghancurkan dokumentasi surat-surat berharga Anda ; akte, ijasah, surat-surat berharga dan sebagainya. Jika mau, Anda bisa membuat cadangan dengan cara men-scan surat-surat berharga Anda dan menyimpannya di flashdisk kecil.
  • UangBetapapun besarnya bencana, uang selalu berharga! Jadi, siapakan sejumlah uang tunai untuk berjaga-jaga. Jangan memperlihatkan uang Anda kecuali untuk kebutuhan mendesak. Ingat, tindak kriminal setelah bencana, sangat mungkin terjadi.

Satu lagi, betapapun canggih dan lengkapnya sebuah Surviaval Kits, semuanya tidak berguna jika Anda tidak terlatih menggunakannya. Ingat, survival adalah permainan mental. Anda minimal harus menguasai keterampilan survival dasar agar bisa menggunakan Survival Kits dengan efektif.
  
BOKS : AMANKAH KOTA SAYA?
Mari kita bicara secara terbuka. Mari kita abaikan dulu semua analisa ilmiah dan mengedepankan kemungkinan. Sebab, toh, bencana bukan sesuatu yang bisa ditebak bukan? Pertanyaannya ; amankah daerah tempat saya tinggal? Amankan kota saya? Berikut adalah fakta-fata potensi bencana yang mengancam kota-kota besar di pulau Jawa. Silahkan Anda mencari data untuk kota Anda sendiri ; berselancar di dunia maya atau mencari informasi di lembaga bencana yang ada di kota Anda.
  • JABODETABEK Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. - Jabodetabek, kawasan megapolitan terbesar dan terluas di Indonesia, dikepung oleh beberapa sesar ; Sesar Cimandiri dan Sesar Selat Sunda mungkin ancaman utama. Namun, ada juga Patahan Ciputat yang berada tepat dibawah Jakarta.  Sesar Cimandiri merupakan sesar paling aktif di Pulau Jawa. Sesar ini mengancam kota-kota lain seperti Sukabumi, Cianjur hingga Bandung. Jabodetabek, terutama Jakarta, juga rawan banjir. Selain itu, Jabodetabek diancam oleh bahaya kebakaran, tanah longsor hingga air bah.
  • BANDUNGBandung juga diancam oleh Sesar Cimandiri. Namun ancaman yang mungkin paling serius  adalah ancaman Patahan Lembang. Ini bisa sangat mengkhawatirkan karena patahan itu salah satu lajur sumber gempa bumi aktif naik. Disebut patahan naik, karena patahan Lembang cenderung miring ke selatan. Patahan naik merupakan jenis patahan bertipe kompresi sehingga berpeluang melahirkan gempa-gempa bersifat kompresif dengan kekuatan besar.  Potensi bahaya lain yang mungkin mengancam Bandung adalah banjir, kebakaran, tanah longsor dan letusan gunung berapi.
  • SEMARANG Semarang diancam oleh beberapa patahan kecil. Begitupun, kota ini relatif aman dari gempa dibanding kota-kota besar lain di Jawa. Namun, Semarang juga diancam oleh banjir dan tanah longsor serta kebakaran, terutama jika tatakota tidak segera dibenahi.
  • YOGYAKARTAYogyakarta merasakan dahsyatnya gempa dari Patahan Opak beberapa waktu lalu. Patahan ini memang unik. Sebagian ahli menyebutnya patahan normal sebagian ahli percaya bahwa patahan ini jenis patahan naik. Apapun, patahan ini sudah memberi bukti kekuatannya. Yogyakarta diancam pula oleh bahaya banjir, kebakaran, letusan gunung berapi dan tanah longsor.
  • GERBANGKARTASUSILOGresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan. - Gerbangkartasusilo adalah kawasan megapolitan terbesar kedua di Indonesia. Sesar Grindulu di daerah Pacitan, merupakan sesar yang bisa menjadi ancaman bagi kawasan Gerbangkartasusila. Memang, Sesar Grindulu adalah salah satu sesar utama di Pulau Jawa selain Sesar Cimandiri dan Sesar Opak. Belum lagi sesar-sesar minor lainnya.
Ayah, ibu... bersikaplah skeptis – tidak mudah menerima tapi tidak mudah menolak, soal bencana. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin, analisa dan ambil kesimpulan untuk memutuskan sikap Anda. Contoh, Patahan Ciputat di Jakarta menurut ahli adalah patahan purba yang tidak aktif. Tapi fakta menunjukkan bahwa tidak ada patahan yang benar-benar tidak aktif. Fakta lain, lapisan tanah di utara Jakarta sama dengan lapisan tanah di San Salvador yang hancur oleh gempa tahun 1995, padahal gempanya tidak terlalu kuat! Jakarta memang selamat dari beberapa gempa, tapi pernahkan Anda berpikir apa yang telah terjadi pada struktur bangunan-bangunan di Jakarta setelah beberapa gempa? Pernahkah struktur-struktur bangunan-bangunan itu diperiksa? Masih cukup kuatkah? Bagaiimana dengan struktur rumah Anda?

Sekali lagi bersikaplah skeptis. Tapi ini tidak berarti paranoia lho. Ada perbedaan besar antara tanggap-waspada dengan panik-paranoia. Jadi, be prepared, parents! Be ready!