Kening keponakan saya langsung
berkerut ketika saya mengucapkan kalimat ini ; “Api bisa lho dibuat dari air!” Ada
kaca disamping tempat duduk Anda? Coba lihat, apakah kening Anda juga berkerut?
Sulap? Bukan! Sihir?
Amit-amit! Ini murni pengetahuan berbasis logika!
Api itu proses oksidasi cepat
terhadap suatu material dalam proses pembakaran kimiawi yang menghasilkan cahaya, panas dan
berbagai hasil reaksi kimia lainnya. Api berupa energi berintensitas yang
bervariasi dan memiliki bentuk cahaya - dengan
panjang gelombang di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia - dan panas yang juga dapat menimbulkan asap.
Penemuan cara menyalakan api, mungkin
merupakan salah satu penemuan terbesar dalam sejarah manusia. Pengetahuan
menyalakan api membuat api menjadi salah satu alat terpenting yang mendorong
tumbuh dan berkembangnya peradaban manusia. Kalau tidak percaya, cobalah hidup
seminggu tanpa api. Para arkeolog dan pasukan anti huru-hara pasti akan
mengepung rumah Anda – mengira Anda Phitecantrophus Erectus yang masih tersisa!
Menyalakan api itu mudah jika
Anda dibantu teknologi. Alat pembuat api bisa ditemui dimana-mana. Tidak
usahlah saya sebutkan. Yang jelas, alat pembuat api modern bekerja dengan
beberapa prinsip ; gesekan dua bahan kimia (korek api kayu dan gas) atau gesekan dua kutub berbeda yang mengandung tenaga listrik (korek api elektrik). Jangankan Anda, anak balita seperti
keponakan saya pun, bisa menggunakannya.
Nah, bagaimana jika alat
pembuat api modern tidak tersedia? Mari kita membuat pertanyaan ini lebih
dramatis ; bagaimana jika alat pembuat api modern tidak tersedia sementara Anda
sedang berada di ketinggian ribuan meter di sebuah gunung terpencil, sendirian, kedinginan
didera angin sementara di ransel Anda tersedia berbungkus-bungkus sop instant,
kopi dan rokok? Kurang dramatis? Oke ; bagaimana jika alat pembuat api modern
tidak tersedia saat Anda sedang berada di tengah-tengah Kutub Utara, berpacu
dengan waktu membangun igloo sementara seekor beruang kutub memperhatikan 100 meter
dari tempat Anda sambil berpikir ; “Gue makan nggak ya nih orang?”
Survival adalah permainan
mental!
Kalau bicara soal mental,
bicaralah soal peralatan paling canggih dan mumpuni yang sebenarnya sudah Anda
miliki sejak Anda belajar mengeja huruf dan angka ; kreatifitas! Dengan
kreatifitas inilah, api bisa dibuat dari air dan es!
Bagaimana caranya? Baiklah!
Berhentilah melongo dengan mulut terbuka dan perbaiki sikap duduk Anda. Malu dong sama komputer!
Salah satu metode menyalakan
api adalah dengan memanfaatkan titik fokus cahaya. Caranya dengan menggunakan lensa
kaca atau bahan lain ; Anda pasti pernah melakukannya dengan sebuah kaca
pembesar atau suryakanta. Bisa juga dengan memantulkan cahaya menggunakan bahan yang
memang memantulkan cahaya atau reflektor. Metode ini kita bahas di tulisan
tersendiri. Nah, di sinilah kreatifnya. Suryakanta bisa dibuat dari bahan air
atau es!
Jadi, api bisa dibuat dari air
atau es dengan metode titik fokus cahaya!
Untuk membuat api dari air,
yang Anda butuhkan hanyalah selembar plastik bersih dan air secukupnya.
Masukkan air ke dalam plastik. Buat air dalam plastik itu mengelembung seperti
bola. Itulah suryakanta Anda. Arahkan sinar matahari agar terfokus di satu
titik. Jika Anda menggunakan es, Anda harus membentuk es itu menjadi lensa
cembung.
Suryakanta dari air
Mudah? Sama sekali tidak!
Suryakanta dari air menuntut
bentuk bulat yang sempurna. Jika tidak, cahaya akan terbias kemana-mana dan
sulit bagi Anda untuk mendapat titik fokus cahaya. Plastik yang digunakan harus
setipis mungkin tapi cukup kuat untuk menahan tekanan air. Selain itu, airnya
harus benar-benar bersih. Partikel-partikel dalam air bisa saja mengganggu
usaha Anda membuat titik fokus cahaya. Anda bisa menggunakan material tipis
lebar berbentuk lingkaran untuk memudahkan Anda membulatkan plastik berisi air
tadi. Kesulitan yang hampir sama juga terjadi jika Anda menggunakan es. Hampir
tidak ada es yang benar-benar bersih. Jika tidak kotor, biasanya terdapat
gelembung udara yang bisa membiaskan cahaya.
Jadi, sebenarnya bisa tidak? Bisa!
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa banyak kebakaran alamiah terjadi karena metode
ini ; api muncul dari titik fokus cahaya yang diciptakan setitik embun atau
dari pantulan es alami. Saya sendiri mencobanya. Dan berhasil. Meski membutuhkan
waktu 2 minggu percobaan, puluhan lembar plastik dan berbaskom-baskom es yang
saya buat di freezer kulkas ibu saya (yang sempat berpikir saya hendak ganti profesi menjadi pedagang es balok!)
Oke! Berhenti
tersenyum-senyum! Keluar dan cobalah! Percayalah, di depan komputer senyum Anda
tidak menumbuhkan api asmara siapapun! Anda harus memfokuskannya pada seseorang
di luar sana! :p
survival adalah permainan mental! :)
BalasHapusBe prepare! Be ready! :)
HapusTerima kasih atas infonya.. Semoga berguna disaat yg tidak kita inginkan..
BalasHapusYup! :)
Hapushaha, kaya lagu naif "air dan api", nice infonya sob, tapi trik ini emang susah banget, hehe ;)
BalasHapusHahaha... penggemar Naif rupanya! Sebenarnya lebih mirip ngupas duren bro. Sekali ketemu uratnya, bablas durinya... Yang gue maksud duren asli! :D
Hapusoh, duren asli ya, wkwkwk ... hampir aja :D
Hapusmampir mampir sob ke blog ane, ^_^
good article...
BalasHapus